Jumat, 12 Juli 2013

Kopeng-Penggaron
Okey... 2 kata untuk hari itu “apa-apaan” marai neSU. Haha. Oke ini kisah 5 orang surveyor Kepak Sayap dan 1 orang penganter sukarelawan (re:Eko) *maap. Kita dijatah survey ke tempat lanjut kita. rencana awal adalah di Penggaron yang letaknya di Desa Susukan, kec. Ungaran Timur, Kab. Semarang. Tapi kebetulan ada yang usul ke Kopeng. Katanya di sana banyak species burung dan cocok untuk tempat birdwatching.
            Baiklah, pagi itu, Hari Kamis,pukul 10 waktu Indonesia bagian Solo, di tengah-tengah suasana di PHP seorang dosen, di tengah-tengah sebuah masalah yang menerpa salah satu anggota kami, berangkatlah kami dari kampus kehidupan menuju kawasan Kabupaten Semarang (tempat kelahiranku) yang keras. :D. motoran. -.-.
            Langit di hiasi awan mendung, mengindikasikan hujan nantinya. Jalanan yang tampak ramai itu membuatku lumayan khawatir, begitu pula dengan yang lainnya. Dalam kondisi yang tidak mengerti jalan tertentu dan hanya njagakke plank arah di jalanan, membuat saya semakin khawatir kalau-kalau kami tersesat. Karena sesungguhnya, sayalah yang dijadikan navigator dalam perjalanan survey ini, namun karena keterbatasan saya dalam mengerti tempat yang kami tuju itulah yang membuat semuanya ini tampak samar. Apalagi Kopeng. Terakhir saya kesana kelas 2 SD. Wakakak. Sempet juga ketika perjalanan menuju arah Kopeng, kami menyaksikan tabrakan yang atraktif. Zzz. Jalanan mirip TW, Cuma lebih sempit. Kami juga disuguhi pemandangan ciptaan sang Kuasa yang betul-betul membuat mulut ini mengucap “subhanallah”. Selain itu kita juga disuguhi pemandangan anak sekolah yang ada di depan kami. 2 Perempuan, berboncengan. Memamerkan femurnya. Sesekali menoleh ke arah rombongan kami. Kebetulan saya yang berada persis di belakangnya. Sesekali saya menoleh ke teman-teman laki-laki yang ada di belakang saya. Memperhatikan raut muka mereka ketika melihat pemandangan itu. Ahmad dan Wisnu yang berboncengan terlihat cekikikan, Atika dan Eko juga sepertinya terkagum-kagum. Masya Allah. Hahahahaha.
            Jam 12.00, kami sampai di Kopeng (desanya). Kita masih bingung mau nyari untuk birdwatching. Kita berhenti sejenak di depan sebuah toko. Minum sejenak setelah selama perjalanan 2 jam nggak minum. Lalu sang ketua angkat bicara. Dia berkata bahwa lokasi birdwatching kita di Pos 1 Pendakian Merbabu. Buseeett. Saya kaget mendengarnya. Kita mau birdwatching di gunung? Yakin? (pikiranku langsung melayang ke teman-temanku yang alergi dingin dsb). Kita bingung. kita berenam sama sekali tak ada yang mengerti tempat ini. Kebetulan tadi pas di jalan saya melihat papan penunjuk arah menuju pendakian merbabu. Kita ke sana. Karena masih bingung, akhirnya saya dan Atika bertanya kepada bapak-bapak tukang ojek yang sedang membuat api unggun (api kita sudah menyalaaa). Ya, udara di sini dingin.
            Kita tarik kesimpulan dari ngendikanipun bapak tadi. Baiklah, kita menuju Pos Thekelan. Berharap kita menemukan base camp,biar cepet ketemu birokrasinya. Jalanan yang tidak begitu lebar, banyak yang berlubang, kanan kiri pepohonan melambai karena angin gunung. Dalam perjalanan, kita di samperin seorang bapak bersepeda motor. Ya agak serem, tapi saya ndak takut. Bapak itu memberitahu ke kita untuk berhati-hati selama perjalanan. “banyak pinus yang tumbang” katanya. Bapak itu lalu mendahului kita, berada di depan rombongan kami seolah menunjukkan jalan kepada kami.*baik banget bapaknya, meskipun mukanya serem. Di sebuah pertigaan, bapaknya menghentikan motornya, dan menoleh ke kami. “Lurus terus saja ya mas mbak, hati-hati ya” ucapnya sambil mengarahkan dengan bahasa tubuhnya. Lalu beliaunya belok kanan di pertigaan itu. “Terimakasih pak, maturnuwun sanget Pak”.. ucap kami.
            Kita terus melaju, dengan hati-hati sesuai ucapan bapak tadi “hati-hati banyak pinus yang tumbang”. Sampai akhirnya kita tak meyakini tempat kita berada. Kita berhenti, menentukan arah. Lalu kita lanjut. Sejenak kemudian, kita putus asa. Kita berhenti pada sebuah masjid. Dan memutuskan untuk shalat Dzuhur terlebih dahulu. Waktu menunjukkan pukul 12. 45. Setelah shalat, kita berbincang sejenak. Memikirkan keberlanjutan survey ini. Akhirnya kita membuat opsi, Tanya dulu kepada penduduk tentang keberadaan base camp, kalau jauh kita balik dan ke pEnggaron, kalau deket, kita lanjut, survey di sini. Baiklah. Saya dan Atika kembali yang bertanya. Setelah bertanya ke sebuah rumah dan bertemu ibu-ibu, kita mendapatkan sebuah informasi. Basecamp tidak jauh dari sini. Baiklah, kita lanjut naik. Jalannya sudah halus, tapi lumayan ekstrim, sehingga membuat saya pesimistis apabila kita jadi Latsus di sini.
            Sampailah kita di Basecamp, tapi setelah ada penduduk lewat, beliau berkata “basecampnya bukan di sini mbak, tapi di situ (di seberang jalan tempat kami berdiri). Kita beranjak ke sana. Tapi yang jaga base camp tak ada. Kita menunggu, menunggu, sampai ada anak kecil yang muncul dan senyum-senyum kepada kami. Nah, kita tanyai saja ini anak, siapa tau bapaknya adalah penjaga basecamp ini. Benar saja, anak itu adalah anak penjaga basecamnp ini. Tak lama kemudian bapak penjaga basecamp keluar, kita di persilakan masuk basecamp. (lumayan serem juga ini basecamp). Kita memperkenalkan diri kami sebentar dan langsung menyampaikan maksud dan tujuan kami ke tempat itu. Kemudian bertanya Tanya tentang pertanyaan yang sudah kami list sebelumnya. J. Tak lama perbincangan kami dengan Pak penjaga basecamp. Kita memutuskan balik, Karena cuaca yang sudah mendung dan hujan rintik-rintik.
Tapi sang Ketua ingin mengerti tempat yang akan kita pakai besok alias Pos 1. Yasudah karena banyak yang setuju, kami berbalik badan menuju basecamp kembali untuk minta izin kepada Bapak penjaga basecamp untuk naik ke Pos 1. Karena diperbolehkan, kita langsung cus menuju pos 1. Baru 10 menit perjalanan, kita di hantam angin, hujan dan kabut. Kabut (teringat ketika di Lawu). Lalu kita berteduh di sebuah gubuk tempat pembibitan. *melas*. 
Hujan makin deras dan kabutpun makin tebal. Kami menunggu dengan gelisah. Saya sendiripun malah jadi sedih L. Beberapa saat kemudian, kabut pergi, hujan tinggal sisa-sisanya, kami lanjut perjalanan ke atas. Di jalanan yang licin itu kita bertemu bapak-bapak yang pulang dari mengambil rumput. Kami menyapa. Di belakangnya ada mas-mas pendaki yang turun. Mereka menyapa “mau naik mas mbak?” buset, Cuma saya yang njawab “mau survey” yang lainnya cuma mesam mesem. Ya mungkin pada mbatin kali ya. Padahal jelas-jelas dari kami tak ada yang berpakaian layaknya pendaki, saya aja pakai celana jeans, pakai payung pula. Ketemu lagi mbak mas pendaki di belakangnya. Ada yang bilang ke kami. “ya mas mbak tadi ada badai lho di atas, hatihati, tapi sudah berlalu, haha” zzz. -,-. Kemudian saya bertanya ke seorang pendaki yang ketemu lagi di depan kami tentang keberadaan Pos 1. Masih jauh, masih 3km katanya. Buseeeettt. Kita nggak bakal nyandak ke Penggaron kalau kita mau lanjut terus sampe Pos 1. Mau berapa jam? Haaaaah. *pusing *pening
Akhirnya kita hanya naik sebentar untuk mencari tempat yang agak lapang yang sekiranya bias buat ndiriin tenda,, seenggaknya kita ada tempat buat besok. Entah meskipun kita harus survey lagi apa gimana yang penting kita udah dapet bayangan deh.






15 menit kemudian, kabut datang. Saya jadi takut. L. Beberapa menit kemudian setelah semuanya fix, kita turun, kita terjebak kembali oleh hujan. Lariiii lariiiii, menuju sebuah gubuk tak berpenghuni. Hujan, mereda, kita kembali ke base camp untuk melapor ke bapak penjaga basecamp sekalian berpamitan dan membayar retribusi kami watu itu. Kita dibebaskan dari seluruh biaya retribusi lohh.. bapaknya baik banget.  Wekekek..
“untuk kali ini nggak usah mbayar mbak, wong Cuma survey kok, hheehe”
Perjalanan kami lanjutkan menuju Penggaron, Ungaran. Perdebatan sempat terjadi anatara Wisnu dengan Ahamad. Namun, Ahmad lah yang menang. Baru setengah perjalanan menuju Penggaron, kami terjebak hujan lagi, entah mengapa Hujan di bulan Juni ini begitu mengerikan di a wilayah ini. Tambah lagi jalanan yang penuh, macet, dan bebarengan dengan pulangnya orang-orang perindustrian.
Akhirnya sampailah kami di Hutan Penggaron. Ya, tempatnya lumayan “singup”. Yaiyalah wong udah sore dan cuaca pun mendung. Benar-benar hutan. Kereeen. Kami harus menempuh perjalanan kaki yang lumayan jauh menuju Camping Ground. Saya yang notabene orang sekitar sini, baru pertama kali datang ke Hutan Penggaron ini. Memalukan.
Cukup singkat keberadaan kami di Penggaron karena waktu juga sudah sore dan beberapa diantara kami ada beberapa keperluan selanjutnya. Setelah berbicara sedikit dengan pengelola, kami memutuskan untuk pulang ke Solo.

Yah perjalanan yang melelahkan (stress) namun bias menjadi pelajaran buat kita semua, buat kita berenam pada khususnya. Daaan, akhirnya Kopenglah yang dipilih untuk tempat Latihan lanjut Kepak Sayap. Yeee,

Senin, 17 Juni 2013

Aku dapat pemasukan ilmu dari AAI


Asistensi Agama Islam atau yang biasa disebut AAI adalah suatu kegiatan wajib bagi mahasiswa Islam di Universitas Sebelas Maret, terutama bagi mahasiswa baru. AAI merupakan kegiatan diluar mata kuliah Agama Islam, namun nilai AAI akan mempengaruhi nilai mata kuliah Agama Islam. AAI wajib diadakan oleh setiap prodi selama 1 semester (di Jurusan Biologi)
Sebenarnya, materi atau ilmu yang disampaikan di AAI tidak jauh berbeda dengan materi yang disampaikan saat kuliah di kelas, sama-sama mengajarkan tentang ilmu agama islam, seperti aqidah ahklak islam, fiqh, sejarah Islam, ketauhidan dan sebagainya. Akan tetapi, di AAI secara tidak langsung kita juga diajarkan bagaimana cara berdakwah, bagaimana memperkuat keimanan dan keyakainan terhadap Allah SWT. Meskipun intinya sama dengan materi kuliah, materi AAI selalu dibuat semenarik mungkin dan disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa jaman sekarang. Ilmu-ilmu yang disampaikan dalam AAI memberikan banyak manfaat dalam kehidupan.
Banyak sekali yang sudah aku dapatkan dari AAI. Dapat asisten yang baik dan benar-benar baik (jujur dari relung hati yang terdalam). Mbak Majedha. Yang selalu mengayomi ku dan teman-teman sekelompok 3. Selalu terlihat ceria sehingga membuat kami selalu bersemangat ketika menyambut materi dan sesuatu hal yang kita bicarakan dalam kelompok kami. Terkadang beliau juga memberikan motivasi (sering malah) kepada kami ketika kami terlihat muram ataupun dalam masalah. Tak sungkan juga beliau memberikan masukan-masukan ketika kami ada sesi sharing.
Teknis yang di buat dari awal kita AAI adalah pembuatan piket untuk menjadi MC dan pemberi tausyah di setiap pertemuan AAI. Hal itu benar-benar mengajarkan kita untuk berdakwah dan memberikan materi yang bermanfaat. Materi yang diangkat dalam tausyah yang diberikan diantaranya berupa berita, tips, ataupun materi lainnya yang (jujur) sangat menarik. Setelah pemberian tausyah dari teman biasanya dilanjutkan dengan materi yang di isi oleh Mbak Majedha. Nggak tanggung-tanggung materinya, selalu membuat kita tertarik. Subhanallah.
Sebelum tausyah dan materi biasanya kita membaca Al-Qur'an dahulu beserta terjemahannya.
Selaim itu kegiatan kelompok kami pun beragam. Kegiatan di outdoor sudah terlaksana yaitu dengan kegiatan kita di Yogya. Hal ini membuat kekeluargaan kami semakin bertambah. Selain itu, saat ini kita juga memiliki planing untuk masak-masak (calon ibu-ibu :D).
Setelah aku mengikuti AAI beberapa bulan ini, aku merasakan hal-hal spiritualku berubah lebih baik. Kesabaran, ketenangan dalam menghadapi masalah, ternyata tidak sulit untuk mengatasinya jika kita selalu ingat kepada Allah SWT. Dulu aku selalu kemrungsung dan merasa crowded sendiri dalam menghadapi hal yang ruwet sedikit saja.
Sejauh ini, yang ingin aku dapatkan di AAI adalah materi-materi baru yang bisa membangun spiritual agar membuat hati ini lebih mantap dan istiqomah dalam menjalankan semua perintah Allah SWT sesuai tuntunan.  
Bagiku, AAI sangat bermanfaat dalam pembentukan kepribadian Mahasiswa Muslim. Kepribadian yang islami. Sehingga dalam kehidupan mahasiswa terdapat keseimbangan antara akhirat dan dunia. Karena tentu saja tanpa adanya AAI, dunia mahasiswa kebanyakan hanya berkutat dengan mata kuliah semata. Namun, dengan adanya AAI, mahasiswa diluangkan untuk berkumpul bersama membahas tentang islam, memahami tentang islam dan menjalankan syariat islam.

BUKU YANG INGIN DIBACA



  1. Pada Sebuah Kapal – NH Dini
  2. Buku Mac Kinon :DD
  3. Novel 2- Dhonny Dirghantoro
  4.   Berfilsafat dengan Anekdot(Plato ngafe bareng singa Laut)- Thomas C and Danieal M. K
  5.  Jejak Tinju Pak Kiai- Emha Ainun Nadjib
  6. Lupa Endonesa- Sujiwo Tedjo
  7. Tuhan Maha Tau, Tapi Dia Menunggu-Leo Tolstoy
  8. Anak Semua Bangsa- Pramoedya A. T
  9. Bumi Manusia- Pramoedya A. T
  10. Toto Chan 2- Tetsuko Kuroyanagi
  11. Ratu yang Bersujud- Mahdavi
  12. Rembulan Tenggelam di Wajahmu- Tere Liye

RESUME MATERI



Umat muslim atau orang-orang yang mengaku bahwa dirinya seorang yang beragama Islam harus memiliki karakteristik kepribadian yang membedakan dirinya dengan orang yang bukan beragama Islam, berikut adalah 10 karakteristik ataupun ciri khas kepribadian umat muslim:
  1. Memiliki aqidah yang bersih. QS. Al-An’am ayat 162: “Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”.
  2. Ibadah yang benar
    Ada 2 perkara yang diwariskan oleh Rosulullah SAW, selama umat islam memgang teguh 2 perkara tersebut ia akan selamat di dunia dan akherat, 2 perkara tersebut yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits.
    Ibadah yang benar adalah ibadah yang sesuai dengan pedoman hidup umat islam yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits yang di dalamnya menuntun kita selamat di dunia dan akherat. termasuk yang ada dalam rukun iman dan rukun Islam. Rukun Islam terdiri dari membaca Syahadat, menjalankan Sholat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, berzakat, dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah bagi yang mampu.
  3. Mempunyai akhlak yang kokoh. QS. Al-Qolam ayat 4: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.
  4. Memiliki jasmani yang kuat.
  5. Memiliki intelektual yang cerdas. Seorang muslim dituntut untuk menjadi cerdas dan tanggap terhadap situasi kondisi dimanapun seorang muslim berada.
    QS. Al-Baqoroh ayat 219: “... Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir”.
  6. Berjuang melawan hawa nafsu. Baca QS. Al-Mu’minuun ayat 1-11.
  7. Pandai memanfaatkan waktu. QS. Al-‘Ashr ayat 1-3 : “Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
  8. Teratur dalam suatu urusan (profesional) atau pun suatu masalah.
  9. Memiliki kemampuan untuk hidup mandiri secara ekonomi
    QS. Al-Qoshosh ayat 77: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. 
  10. Bermanfaat bagi orang lain.  Ayat yang mendasari hal ini sama dengan poin no.9 yaitu QS. Al-Qoshosh ayat 77.

TARGET YANG INGIN DICAPAI SELAMA BULAN RAMADHAN

Dari surah Al Baqarah ayat 183 di atas terlihat bahwa target akhir (sasaran atau tujuan) puasa wajib di bulan Ramadhan adalah agar orang beriman itu menjadi orang yang bertaqwa. Jadi tujuan puasa bukan agar orang menjadi lapar dan haus, jauh lebih besar dan lebih mulia daripada itu. Dibandingkan ibadah lain maka puasa mempunyai nilai yang sungguh besar dan mulia dimana pahala puasa itu hanya Allah yang tahu, karena Allah sendiri yang membalasnya.  :))
Target yang ingin aku capai selama bulan Ramadhan nanti, insya Allah khatam Al-Qur'an. yang penting aku khatam Al-Qur'an, entah itu mau berapa kali itu lillahi ta'ala. :D. Yang penting aku bisa melakukannya, dengan ikhlas, mengharap ridho Allah. Semisal nanti aku memang hanya bisa khatam 1 kali, ya memang itu kemampuanku. aku juga nggak mungkin melakukan sebuah amalan namun karena terpaksa. :))
Target selanjutnya adalah tetap menjaga kesehatan baik jasmani ataupun rohani.
Berpuasa adalah ibadah mahdhah. Tapi orang yang berpuasa juga sebenarnya adalah orang yang peduli dengan kesehatan. Makanya Rasulullah saw. berkata, “Berpuasalah kamu, maka kamu akan sehat.” Tak heran jika selama berpuasa Rasulullah saw. tetap memperhatikan kesehatan giginya dengan bersiwak, berobat dengan berbekam, dan memperhatikan penampilan, termasuk tidak berwajah cemberut. :)) aku akan berusaha untuk selalu menjaga hati dan perbuatan dari hal-hal yang menurut aku tidak sepantasnya dilakukan (orang bilang perbuatan tidak baik) seperti marah, menyinggung perasaan teman, bermalas-malasan dan perbuatan negatif sejenisnya.

LANGKAH MENYAMBUT RAMADHAN



1. Memperbanyak doa
Memperbanyak doa agar :
a. Allah SWT memberi kesempatan kita untuk bertemu Ramadhan.
b. Saat bertemu Ramadhan kita dalam keadaan sehat wal ‘afiat.
c. Kita bersemangat dalam mengisi Ramadhan dengan berbagai amal shalih.
d. Kita dihindarkan dari berbagai hal yang akan mengganggu upaya optimalisasi Ramadhan.
Saat beliau saw melihat munculnya hilal yang menjadi pertanda awal bulan, beliau berdo’a:
Dari Ibnu Umar ra ia berkata: Rasulullah saw jika melihat hilal beliau bersabda: Allah Maha Besar, ya Allah, jadikanlah hilal ini hilal yang membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam, serta taufiq kepada segala hal yang dicintai dan diridhai Tuhan kami, Tuhan kami dan Tuhanmu adalah Allah (H.R. Ahmad dan Ad-Darimi, redaksi yang dipergunakan adalah redaksinya, juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan dinilai shahih olehnya).
Diriwayatkan juga bahwa saat Ramadhan tiba, beliau saw berdo’a:
Ya Allah, selamatkan saya untuk Ramadhan dan selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan dia sebagai amal yang diterima untukku (H.R Ath-Thabarani dan Ad-Dailami).
Setelah kita berdoa dan doa kita dikabulkan Allah SWT, hendaklah kita istiqamah (konsisten) dengan apa yang kita minta serta tidak mengikuti jalan orang-orang yang tidak berilmu, sebagaimana tersebut dalam cerita nabi Musa dan Harun as. Allah SWT menceritakan kejadian itu dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui”. (Q.S. Yunus: 89).
2. Memperbanyak pujian dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberi kesempatan kepada kita untuk bertemu Ramadhan.
Imam Nawawi berkata: disunnatkan bagi siapa saja yang mendapat kenikmatan baru yang tampak jelas atau bagi yang terhindar dari cobaan yang tampak jelas untuk melakukan sujud syukur atau memperbanyak pujian kepada Allah.
Dan merupakan kenikmatan terbesar saat kita mendapatkan taufiq untuk melakukan ketaatan, dan saat kita memasuki Ramadhan dalam keadaan sehat wal afiat adalah sebuah kenikmatan besar yang patut kita ekspressikan dengan memperbanyak pujian dan rasa syukur kepada Allah SWT.
3. Bergembira dan ceria atas kedatangan Ramadhan.
Tersebut dalam hadits bahwa Rasulullah saw menyampaikan berita gembira kepada para sahabat tentang kedatangan bulan Ramadhan.
Dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw saat Ramadhan tiba bersabda: Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, Allah telah wajibkan atas kalian puasa di siang harinya, pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu, pada bulan ini ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang terhalang dari kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang (H.R. Ahmad).
Begitu juga para salafush-shalih, mereka menampakkan ekspresi kegembiraan yang berlebih bila bulan Ramadhan riba.
4. Menyusun perencaan yang baik untuk optimalisasi Ramadhan.
Banyak orang menyusun rencana matang dan rinci untuk urusan dunianya, namun, sering sekali lupa menyusun rencana yang baik untuk akhiratnya. Ini pertanda bahwa mereka belum memahami dengan baik missi hidupnya. Karenanya, banyak peluang kebaikan luput dari mereka. Mengingat Ramadhan banyak menjanjikan berbagai kebaikan, sudah selayaknya bila seorang muslim memiliki rencana yang matang dalam hal ini. Buku pendek yang ada di tangan anda ini semoga bisa membantu dalam hal ini.
5. Tekad yang sungguh-sungguh untuk optimalisasi Ramadhan, mengisi waktu-waktunya dengan berbagai amal shalih.
Siapa yang berazam dengan sesungguhnya kepada Allah SWT niscaya Dia akan sungguh-sungguh pula dalam merealisasikan tekadnya serta memberi pertolongan kepadanya untuk berbuat taat dan memudahkan berbagai jalan kebaikan. Allah SWT berfirman:
Tetapi jika mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka. (Q.S. Muhammad: 21)
6. Ilmu dan pemahaman yang baik terhadap hukum-hukum Ramadhan.
Adalah kewajiban setiap mukmin untuk beribadah kepada Alalh SWT atas dasar ilmu dan pemahaman, dan tidak ada alasan untuk tidak mengetahui kwajiban-kewajiban yang telah Allah SWT fardhukan atas hamba-hamba-Nya. Termasuk dalam hal ini adalah puasa Ramadhan. Karenanya, seyogyanya setiap muslim mengetahui masalah-masalah puasa dan hukum-hukumnya sebelum bulan puasa itu datang, agar puasa yang dia lakukan menjadi sah dan diterima di sisi Allah SWT. Allah SWT berfirman:
Maka bertanyalah kepada ahli dzikir jika kalian tidak mengetahui (Q.S. Al-Anbiya’: 7).
7. Bertaubat
Tekad yang kuat untuk meninggalkan dosa dan keburukan, serta taubat yang benar dari segala kemaksiatan, mencabut diri darinya serta tidak akan kembali kepadanya, sebab bulan Ramadhan adalah syahrut-taubah (bulan taubat), oleh karena itu, siapa saja yang tidak bertaubat pada bulan ini, kapan lagi ia akan bertaubat?
Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah wahai orang-orang yang beriman, agar kalian beruntung (Q.S. An-Nur: 31).
8. Pengkondisian jiwa dan ruhani
Pengkondisian jiwa dan ruhani melalui bacaan, telaah kitab dan buku, mendengar kaset Islami yang berisi ceramah atau pelajaran yang menjelaskan keutamaan-keutaam puasa dan hukum-hukumnya agar jiwa menjadi kondusif untuk taat. Rasulullah saw telah menyiapkan jiwa dan spirit para sahabat untuk optimalisasi Ramadhan pada akhir bulan Sya’ban. Beliau bersabda:
Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan… (H.R. Ahmad dan Nasa-i).
9.Menyambut Ramadhan dengan membuka lembaran putih bersama:
a. Allah SWT dengan cara bertaubat dengan sesungguhnya.
b. Rasulullah saw dengan cara taat kepadanya dalam hal yang ia perintahkan dan meninggalkan segala yang dicegah dan dilarang.
c. Kedua orang tua, istri/suami, anak-anak, kerabat, sanak famili, handai tolan dan semacamnya.
d. Masyarakat tempat ia bertempat tinggal agar menjadi hamba yang shalih dan bermanfaat. Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
Seutama-utama manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manus

Jumat, 07 Juni 2013



ASAL MULA AMERIKA SERIKAT
MENDAPAT JULUKAN PAMAN SAM ( UNCLE SAM)

            Uncle Sam atau Paman Sam adalah julikan yang diberikan kepada negara Amerika Serikat, ayau disebut engeri paman Sam.
            Dahulu ada orang yang bernama uncle Sam Wilson yang lahir di Arlington, tanggal 13 September 1766. pada usia 14 tahun dia menjadi sukarelawan pejuang bagi negaranya. Setelah dewasa, ia membuka usaha kemasa daging di New York