Sabtu, 12 Juli 2014

Bintang IPA #1

  Gustav Robert Kirchhoff (1824-1887) adlah ahli fiiska dari Jerman, penemu hokum Kirchhoff tentang sirkuit, tentang radiasi, dan tentang sinar cahaya yang melewati gas atau uap. Kirchhoff juga berjasa di bidang listrik. Hukum Kirchhoff berbunyi 1) Jumlah arus yang masuk kea lam suatu rangkaian sama dengan jumlah aljabar arus yang keluar dari rangkaian itu. 2) Dalam rangkaian tertutup, jumlah teagngan sepanjang jalur dalam rangkaian  sama dengan nol. Kedua hukum itu hanya berlaku abgi rangkaian listrik bercabang banyak dan dan merupakan pengembangan teoru George Simon Ohm, ahli fisika Jerman.

Kamis, 09 Januari 2014

Memories... Biogenesis 9 Januari 2014

9 Januari 2014.

Hari yang sangat dinanti seluruh insan Biogenesis yang akan melakukan trip ke Pantai Sundak ,Jogja, trip yang pertama kali dilaksanakan setelah 3 semester bersamaaa. Yeeehhh




Kamis pagi yang cerah, pukul 05.45 di kolam.
Sudah banyak teman-teman yang berada di situ. Bis ternyata juga sudah datang. Beberapa tampak sedang menyantap sarapan pagi yang dipesan lewat mbak fajar. Yahaii.
Pukul 06.00, masih ada beberapa anak yang belum datang. Dan dengan sabar kami masih menunggu. Beberapa saat kemudian, Ada bus kecil yang berada di belakang bus kita. Ternyata bus tersebut adalah bus yang akan digunakan oleh kakak-kakak Biopix dalam acara hunting di Pantai sepanjang dan Siung. Wehehehe.. kalo bareng bisa asik neeh.
Sebelum berangkat, foto bareng dulu di kolam. Hanya beberapa jepretan saja karena beberapa panitia sudah mengintruksikan untuk masuk ke dalam bis.

OK. Sempat terbelalak oleh salah satu panitia yang mengucapkan “Nanti tempat duduknya dicari sendiri sesuai NIM nya yaa..” Sontak beberapa teman-teman, termasuk saya.. menggerutu. Hahaha. Tapi ya positif thinking aja bro.
Menaiki bis, yaaaah. Saya dapat tempat duduk lumayan depan. Hahaha. Dan beberapa saat kemudian, bis kita meluncur menuju Jogjaaa via Sukoharjo.
Suasana di dalam bis sudah riuh semenjak bis meninggalkan UNS tercinta. Terlebih ketika lagu yang di putar adalah lagu Oplosan. Harus ngelus dada macam apa lagi. Ternyata teman-teman memang sudah kesetanan dengan lagu itu. Nggak pandang bulu. 54 anak di dalam bus terlihat riang gembira. Hahaha.
2 jam kemudian, kami memasuki gerbang Kawasan Wisata Pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal, dan Sundak. Pada saat itu, saya yang sedang tertidur dibangunkan secara kasar oleh seorang teman, dengan alasan minta uang untuk membayar tiket masuk. Saya kaget. Padahal uang keluar semua sudah saya serahkan ke Bude Prisca. Zzzzz  Akhirnya, sie transport dan Bude Prisca yng mengurus segala administrasinya. 1 orang dipatok harga tiket sebesar Rp 4000,-. Pengeluaran seluruhnya adalah 4000 x 54 orang= Rp216.000,- namun karena kepandaian Bude dalam menawar, kita mendapat korting sebesar 26.000, sehingga jumlah uang yang dibayarkan hanya Rp 190.000,00. Hahaha.
Di sela-sela Bude Prisca dan Sie transport membayar, saya memandangi langit Gunung Kidul yang biru cerah itu. Tanpa sengaja saya melihat sesuatu yang terbang menghiasi langit biru nan indah itu. Sejenis burung elang sedang soaring persis di atas kami. Lalu saya keluar bus untuk memastikan bahwa itu adalah burung beneran.  Lalu burung elang tersebut menuju arah lain, dan menghilang dari pandangan kita. Kami kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan yang sudah tidak jauh lagi.
Tiba di pantai… yeahhhh. Betapa riangnya, lepasnya mimic muka semua teman-teman yang ada di sini. Hahahaha. Berlebihan. Kami kemudian berkumpul sebentar untuk games.
Games ini sudah dipersiapkan sie acara. Games yang pertama, saya nggak tau judulnya. Pertamanya dibentuk menjadi beberapa kelompok, lalu setiap kelompok diberi sedotan sejumlah dengan individu dikelompok tersebut. Kemuadian diberikan 10 karet gelang. Jadi 10 gelang tersebut dikalungkan pada sedotan salah satu personil paling depan. Dengan estafet, 10 karet gelamg tersebut harus sampai pada individu paling belakang. Kalau 1 karet lepas atau jatuh, maka harus diulang dari awal. Games ini berlansung sangat seru dan penuh kecurangan. Hahha.

Games kedua adalah cerita bersambung. Jadi, oleh sie acara dibentuk kelompok kembali. Lalu setiap kelompok diberi bolpoin, 1 papan jalan, dan 1 kertas HVS. Mekanisme nya seperti ini: setiap kelompok akan diberikan 1 tema, yang nantinya akan ditorehkan dalam bentuk tulisan. 1 individu memiliki waktu 15 detik untuk menulis. Setelah 15 detik, tulisan harus berpindah ke belakang(teman sekelompok) untuk melanjutkan tulisannya menjadi 1 bentuk cerita. Kelompok saya ,mendapat tema tentang CINCAU, kelompok lain ada yang TALOK, KACANG METE, dan sebagainya. Games ini berlangsung sangat seru. Terlebih ketika hasilnya dibacakan oleh perwakilan masing-masing kelompok. Hahahahha.





Setelah games berakhir, kita menuju pantai…
Yah, mungkin beberapa orang termasuk saya sudah sangat ingin sekali ke pantai. Ooohh indahnya pantaaaai. Kebetulan, cuaca sangat cerah dan sangat mendukung untuk bermain air pula. Pasir putih menghiasi bibir pantai dengan air terbias biru. Ombak yang lumayan tinggi tidak membuat kami enggan untuk bermain air, menunggu ombak dating dan berharap ombak tersebut akan menghempaskan kami. Yahahaha.
 

Berbagai aktivitas di pantai oleh anak-anak biogenesis mencerminkan bahwa mereka sangatlah menikmati. Meskipun ada beberapa yang tidak menyentuh air di pantai. Hehehe. Dan berbaik hati menjagakan tas dan barang-barang kami di gazebo di sisi pantai.










Aktivitas dipantai diakhiri pukul 13.00, cuaca sudah sangat panas dan ombak mulai meninggi.
Kami bergegas untuk bersih diri dang anti baju. Setelah itu ISHOMA. Setelah ISHOMA, kami kembali menuju pantai untuk foto bersama.. yeehehehe.

Pukul 14.30, kami menuju bus untuk Melanjutkan perjalanan menuju Malioborooo. Kurang lebih 2,5 jam kami menempuh perjalanan. Di bus, tampak beberapa teman kita yang mungkin kelelahan setelah puas bermain air di pantai tadi. Tidur dengan pulas.

Ketika senja beranjak dan langit sore yang menghiasi kota Yogyakarta, kami sampai di Malioboro. Yeap, beberapa teman ada yang segera mencari oleh-oleh, ada yang hanya jalan-jalan, makan, ada pula yang malah ke Sekatenan. Heheheh.
Sekitar pukul 20.00 WIB, kami sudah berkumpul di parkiran. Lalu kami memasuki bus untuk pulang ke Solo tercintaah.
Di dalam bus, ada sesi tukar kado. Sebelumnya dari pihak sie acara sudah memberikan informasi kepada teman-teman untuk membawa kado dalam bentuk barang dengan kisaran harga 5000-10.000 dengan dibungkus kertas Koran. Sebelumnya, ketika berangkat tadi, kado sudah diserahkan ke sie panitia dan di beri label nomor panitia. Lalu kita diberi secarik kertas berisi sebuah nomor yang nanti menjadi tiket dalam pengambilan kado. Lalu, kado  di berikan sesuai dengan nomor teman-teman dari kertas tadi. Dalam hitungan ketiga dari sie acara, kami membuka kado tersebut secara serentak. Yeaaaaaahhhhhhhh, seisi bus tampak riang gembiraaa. Ada yang mendapat masker, bando, tempat makan, minum, kartu perdana, notebook, sampai sisir warna pink.





Setelah sesi tukar kado, kesunyian terjadi di dalam bus. Mungkin karena temnan-teman saking capek dan puasnya main hari ini. Lagu-lagu yang terputar seakan meninabobokkan seluruh teman-teman Biogenesis dalam melepas lelahnya.
Pukul 22.30, kami sudah sampai di UNS kembali. Kami berkemas dan kembali ke rumah/kos masing-masing. Semoga hari yang membahagiakan ini menjadi kenangan yang tak terlupakan, dan semoga yang akan datang kita bias selalu solid dalam hal positif dalam menjalani hal-hal di Biologi 2,5 tahun ke depan. Semoga yang akan datang kita bias main bareng lagi. I love Biogenesis. J




Jumat, 12 Juli 2013

Kopeng-Penggaron
Okey... 2 kata untuk hari itu “apa-apaan” marai neSU. Haha. Oke ini kisah 5 orang surveyor Kepak Sayap dan 1 orang penganter sukarelawan (re:Eko) *maap. Kita dijatah survey ke tempat lanjut kita. rencana awal adalah di Penggaron yang letaknya di Desa Susukan, kec. Ungaran Timur, Kab. Semarang. Tapi kebetulan ada yang usul ke Kopeng. Katanya di sana banyak species burung dan cocok untuk tempat birdwatching.
            Baiklah, pagi itu, Hari Kamis,pukul 10 waktu Indonesia bagian Solo, di tengah-tengah suasana di PHP seorang dosen, di tengah-tengah sebuah masalah yang menerpa salah satu anggota kami, berangkatlah kami dari kampus kehidupan menuju kawasan Kabupaten Semarang (tempat kelahiranku) yang keras. :D. motoran. -.-.
            Langit di hiasi awan mendung, mengindikasikan hujan nantinya. Jalanan yang tampak ramai itu membuatku lumayan khawatir, begitu pula dengan yang lainnya. Dalam kondisi yang tidak mengerti jalan tertentu dan hanya njagakke plank arah di jalanan, membuat saya semakin khawatir kalau-kalau kami tersesat. Karena sesungguhnya, sayalah yang dijadikan navigator dalam perjalanan survey ini, namun karena keterbatasan saya dalam mengerti tempat yang kami tuju itulah yang membuat semuanya ini tampak samar. Apalagi Kopeng. Terakhir saya kesana kelas 2 SD. Wakakak. Sempet juga ketika perjalanan menuju arah Kopeng, kami menyaksikan tabrakan yang atraktif. Zzz. Jalanan mirip TW, Cuma lebih sempit. Kami juga disuguhi pemandangan ciptaan sang Kuasa yang betul-betul membuat mulut ini mengucap “subhanallah”. Selain itu kita juga disuguhi pemandangan anak sekolah yang ada di depan kami. 2 Perempuan, berboncengan. Memamerkan femurnya. Sesekali menoleh ke arah rombongan kami. Kebetulan saya yang berada persis di belakangnya. Sesekali saya menoleh ke teman-teman laki-laki yang ada di belakang saya. Memperhatikan raut muka mereka ketika melihat pemandangan itu. Ahmad dan Wisnu yang berboncengan terlihat cekikikan, Atika dan Eko juga sepertinya terkagum-kagum. Masya Allah. Hahahahaha.
            Jam 12.00, kami sampai di Kopeng (desanya). Kita masih bingung mau nyari untuk birdwatching. Kita berhenti sejenak di depan sebuah toko. Minum sejenak setelah selama perjalanan 2 jam nggak minum. Lalu sang ketua angkat bicara. Dia berkata bahwa lokasi birdwatching kita di Pos 1 Pendakian Merbabu. Buseeett. Saya kaget mendengarnya. Kita mau birdwatching di gunung? Yakin? (pikiranku langsung melayang ke teman-temanku yang alergi dingin dsb). Kita bingung. kita berenam sama sekali tak ada yang mengerti tempat ini. Kebetulan tadi pas di jalan saya melihat papan penunjuk arah menuju pendakian merbabu. Kita ke sana. Karena masih bingung, akhirnya saya dan Atika bertanya kepada bapak-bapak tukang ojek yang sedang membuat api unggun (api kita sudah menyalaaa). Ya, udara di sini dingin.
            Kita tarik kesimpulan dari ngendikanipun bapak tadi. Baiklah, kita menuju Pos Thekelan. Berharap kita menemukan base camp,biar cepet ketemu birokrasinya. Jalanan yang tidak begitu lebar, banyak yang berlubang, kanan kiri pepohonan melambai karena angin gunung. Dalam perjalanan, kita di samperin seorang bapak bersepeda motor. Ya agak serem, tapi saya ndak takut. Bapak itu memberitahu ke kita untuk berhati-hati selama perjalanan. “banyak pinus yang tumbang” katanya. Bapak itu lalu mendahului kita, berada di depan rombongan kami seolah menunjukkan jalan kepada kami.*baik banget bapaknya, meskipun mukanya serem. Di sebuah pertigaan, bapaknya menghentikan motornya, dan menoleh ke kami. “Lurus terus saja ya mas mbak, hati-hati ya” ucapnya sambil mengarahkan dengan bahasa tubuhnya. Lalu beliaunya belok kanan di pertigaan itu. “Terimakasih pak, maturnuwun sanget Pak”.. ucap kami.
            Kita terus melaju, dengan hati-hati sesuai ucapan bapak tadi “hati-hati banyak pinus yang tumbang”. Sampai akhirnya kita tak meyakini tempat kita berada. Kita berhenti, menentukan arah. Lalu kita lanjut. Sejenak kemudian, kita putus asa. Kita berhenti pada sebuah masjid. Dan memutuskan untuk shalat Dzuhur terlebih dahulu. Waktu menunjukkan pukul 12. 45. Setelah shalat, kita berbincang sejenak. Memikirkan keberlanjutan survey ini. Akhirnya kita membuat opsi, Tanya dulu kepada penduduk tentang keberadaan base camp, kalau jauh kita balik dan ke pEnggaron, kalau deket, kita lanjut, survey di sini. Baiklah. Saya dan Atika kembali yang bertanya. Setelah bertanya ke sebuah rumah dan bertemu ibu-ibu, kita mendapatkan sebuah informasi. Basecamp tidak jauh dari sini. Baiklah, kita lanjut naik. Jalannya sudah halus, tapi lumayan ekstrim, sehingga membuat saya pesimistis apabila kita jadi Latsus di sini.
            Sampailah kita di Basecamp, tapi setelah ada penduduk lewat, beliau berkata “basecampnya bukan di sini mbak, tapi di situ (di seberang jalan tempat kami berdiri). Kita beranjak ke sana. Tapi yang jaga base camp tak ada. Kita menunggu, menunggu, sampai ada anak kecil yang muncul dan senyum-senyum kepada kami. Nah, kita tanyai saja ini anak, siapa tau bapaknya adalah penjaga basecamp ini. Benar saja, anak itu adalah anak penjaga basecamnp ini. Tak lama kemudian bapak penjaga basecamp keluar, kita di persilakan masuk basecamp. (lumayan serem juga ini basecamp). Kita memperkenalkan diri kami sebentar dan langsung menyampaikan maksud dan tujuan kami ke tempat itu. Kemudian bertanya Tanya tentang pertanyaan yang sudah kami list sebelumnya. J. Tak lama perbincangan kami dengan Pak penjaga basecamp. Kita memutuskan balik, Karena cuaca yang sudah mendung dan hujan rintik-rintik.
Tapi sang Ketua ingin mengerti tempat yang akan kita pakai besok alias Pos 1. Yasudah karena banyak yang setuju, kami berbalik badan menuju basecamp kembali untuk minta izin kepada Bapak penjaga basecamp untuk naik ke Pos 1. Karena diperbolehkan, kita langsung cus menuju pos 1. Baru 10 menit perjalanan, kita di hantam angin, hujan dan kabut. Kabut (teringat ketika di Lawu). Lalu kita berteduh di sebuah gubuk tempat pembibitan. *melas*. 
Hujan makin deras dan kabutpun makin tebal. Kami menunggu dengan gelisah. Saya sendiripun malah jadi sedih L. Beberapa saat kemudian, kabut pergi, hujan tinggal sisa-sisanya, kami lanjut perjalanan ke atas. Di jalanan yang licin itu kita bertemu bapak-bapak yang pulang dari mengambil rumput. Kami menyapa. Di belakangnya ada mas-mas pendaki yang turun. Mereka menyapa “mau naik mas mbak?” buset, Cuma saya yang njawab “mau survey” yang lainnya cuma mesam mesem. Ya mungkin pada mbatin kali ya. Padahal jelas-jelas dari kami tak ada yang berpakaian layaknya pendaki, saya aja pakai celana jeans, pakai payung pula. Ketemu lagi mbak mas pendaki di belakangnya. Ada yang bilang ke kami. “ya mas mbak tadi ada badai lho di atas, hatihati, tapi sudah berlalu, haha” zzz. -,-. Kemudian saya bertanya ke seorang pendaki yang ketemu lagi di depan kami tentang keberadaan Pos 1. Masih jauh, masih 3km katanya. Buseeeettt. Kita nggak bakal nyandak ke Penggaron kalau kita mau lanjut terus sampe Pos 1. Mau berapa jam? Haaaaah. *pusing *pening
Akhirnya kita hanya naik sebentar untuk mencari tempat yang agak lapang yang sekiranya bias buat ndiriin tenda,, seenggaknya kita ada tempat buat besok. Entah meskipun kita harus survey lagi apa gimana yang penting kita udah dapet bayangan deh.






15 menit kemudian, kabut datang. Saya jadi takut. L. Beberapa menit kemudian setelah semuanya fix, kita turun, kita terjebak kembali oleh hujan. Lariiii lariiiii, menuju sebuah gubuk tak berpenghuni. Hujan, mereda, kita kembali ke base camp untuk melapor ke bapak penjaga basecamp sekalian berpamitan dan membayar retribusi kami watu itu. Kita dibebaskan dari seluruh biaya retribusi lohh.. bapaknya baik banget.  Wekekek..
“untuk kali ini nggak usah mbayar mbak, wong Cuma survey kok, hheehe”
Perjalanan kami lanjutkan menuju Penggaron, Ungaran. Perdebatan sempat terjadi anatara Wisnu dengan Ahamad. Namun, Ahmad lah yang menang. Baru setengah perjalanan menuju Penggaron, kami terjebak hujan lagi, entah mengapa Hujan di bulan Juni ini begitu mengerikan di a wilayah ini. Tambah lagi jalanan yang penuh, macet, dan bebarengan dengan pulangnya orang-orang perindustrian.
Akhirnya sampailah kami di Hutan Penggaron. Ya, tempatnya lumayan “singup”. Yaiyalah wong udah sore dan cuaca pun mendung. Benar-benar hutan. Kereeen. Kami harus menempuh perjalanan kaki yang lumayan jauh menuju Camping Ground. Saya yang notabene orang sekitar sini, baru pertama kali datang ke Hutan Penggaron ini. Memalukan.
Cukup singkat keberadaan kami di Penggaron karena waktu juga sudah sore dan beberapa diantara kami ada beberapa keperluan selanjutnya. Setelah berbicara sedikit dengan pengelola, kami memutuskan untuk pulang ke Solo.

Yah perjalanan yang melelahkan (stress) namun bias menjadi pelajaran buat kita semua, buat kita berenam pada khususnya. Daaan, akhirnya Kopenglah yang dipilih untuk tempat Latihan lanjut Kepak Sayap. Yeee,

Senin, 17 Juni 2013

Aku dapat pemasukan ilmu dari AAI


Asistensi Agama Islam atau yang biasa disebut AAI adalah suatu kegiatan wajib bagi mahasiswa Islam di Universitas Sebelas Maret, terutama bagi mahasiswa baru. AAI merupakan kegiatan diluar mata kuliah Agama Islam, namun nilai AAI akan mempengaruhi nilai mata kuliah Agama Islam. AAI wajib diadakan oleh setiap prodi selama 1 semester (di Jurusan Biologi)
Sebenarnya, materi atau ilmu yang disampaikan di AAI tidak jauh berbeda dengan materi yang disampaikan saat kuliah di kelas, sama-sama mengajarkan tentang ilmu agama islam, seperti aqidah ahklak islam, fiqh, sejarah Islam, ketauhidan dan sebagainya. Akan tetapi, di AAI secara tidak langsung kita juga diajarkan bagaimana cara berdakwah, bagaimana memperkuat keimanan dan keyakainan terhadap Allah SWT. Meskipun intinya sama dengan materi kuliah, materi AAI selalu dibuat semenarik mungkin dan disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa jaman sekarang. Ilmu-ilmu yang disampaikan dalam AAI memberikan banyak manfaat dalam kehidupan.
Banyak sekali yang sudah aku dapatkan dari AAI. Dapat asisten yang baik dan benar-benar baik (jujur dari relung hati yang terdalam). Mbak Majedha. Yang selalu mengayomi ku dan teman-teman sekelompok 3. Selalu terlihat ceria sehingga membuat kami selalu bersemangat ketika menyambut materi dan sesuatu hal yang kita bicarakan dalam kelompok kami. Terkadang beliau juga memberikan motivasi (sering malah) kepada kami ketika kami terlihat muram ataupun dalam masalah. Tak sungkan juga beliau memberikan masukan-masukan ketika kami ada sesi sharing.
Teknis yang di buat dari awal kita AAI adalah pembuatan piket untuk menjadi MC dan pemberi tausyah di setiap pertemuan AAI. Hal itu benar-benar mengajarkan kita untuk berdakwah dan memberikan materi yang bermanfaat. Materi yang diangkat dalam tausyah yang diberikan diantaranya berupa berita, tips, ataupun materi lainnya yang (jujur) sangat menarik. Setelah pemberian tausyah dari teman biasanya dilanjutkan dengan materi yang di isi oleh Mbak Majedha. Nggak tanggung-tanggung materinya, selalu membuat kita tertarik. Subhanallah.
Sebelum tausyah dan materi biasanya kita membaca Al-Qur'an dahulu beserta terjemahannya.
Selaim itu kegiatan kelompok kami pun beragam. Kegiatan di outdoor sudah terlaksana yaitu dengan kegiatan kita di Yogya. Hal ini membuat kekeluargaan kami semakin bertambah. Selain itu, saat ini kita juga memiliki planing untuk masak-masak (calon ibu-ibu :D).
Setelah aku mengikuti AAI beberapa bulan ini, aku merasakan hal-hal spiritualku berubah lebih baik. Kesabaran, ketenangan dalam menghadapi masalah, ternyata tidak sulit untuk mengatasinya jika kita selalu ingat kepada Allah SWT. Dulu aku selalu kemrungsung dan merasa crowded sendiri dalam menghadapi hal yang ruwet sedikit saja.
Sejauh ini, yang ingin aku dapatkan di AAI adalah materi-materi baru yang bisa membangun spiritual agar membuat hati ini lebih mantap dan istiqomah dalam menjalankan semua perintah Allah SWT sesuai tuntunan.  
Bagiku, AAI sangat bermanfaat dalam pembentukan kepribadian Mahasiswa Muslim. Kepribadian yang islami. Sehingga dalam kehidupan mahasiswa terdapat keseimbangan antara akhirat dan dunia. Karena tentu saja tanpa adanya AAI, dunia mahasiswa kebanyakan hanya berkutat dengan mata kuliah semata. Namun, dengan adanya AAI, mahasiswa diluangkan untuk berkumpul bersama membahas tentang islam, memahami tentang islam dan menjalankan syariat islam.

BUKU YANG INGIN DIBACA



  1. Pada Sebuah Kapal – NH Dini
  2. Buku Mac Kinon :DD
  3. Novel 2- Dhonny Dirghantoro
  4.   Berfilsafat dengan Anekdot(Plato ngafe bareng singa Laut)- Thomas C and Danieal M. K
  5.  Jejak Tinju Pak Kiai- Emha Ainun Nadjib
  6. Lupa Endonesa- Sujiwo Tedjo
  7. Tuhan Maha Tau, Tapi Dia Menunggu-Leo Tolstoy
  8. Anak Semua Bangsa- Pramoedya A. T
  9. Bumi Manusia- Pramoedya A. T
  10. Toto Chan 2- Tetsuko Kuroyanagi
  11. Ratu yang Bersujud- Mahdavi
  12. Rembulan Tenggelam di Wajahmu- Tere Liye

RESUME MATERI



Umat muslim atau orang-orang yang mengaku bahwa dirinya seorang yang beragama Islam harus memiliki karakteristik kepribadian yang membedakan dirinya dengan orang yang bukan beragama Islam, berikut adalah 10 karakteristik ataupun ciri khas kepribadian umat muslim:
  1. Memiliki aqidah yang bersih. QS. Al-An’am ayat 162: “Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”.
  2. Ibadah yang benar
    Ada 2 perkara yang diwariskan oleh Rosulullah SAW, selama umat islam memgang teguh 2 perkara tersebut ia akan selamat di dunia dan akherat, 2 perkara tersebut yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits.
    Ibadah yang benar adalah ibadah yang sesuai dengan pedoman hidup umat islam yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits yang di dalamnya menuntun kita selamat di dunia dan akherat. termasuk yang ada dalam rukun iman dan rukun Islam. Rukun Islam terdiri dari membaca Syahadat, menjalankan Sholat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, berzakat, dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah bagi yang mampu.
  3. Mempunyai akhlak yang kokoh. QS. Al-Qolam ayat 4: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.
  4. Memiliki jasmani yang kuat.
  5. Memiliki intelektual yang cerdas. Seorang muslim dituntut untuk menjadi cerdas dan tanggap terhadap situasi kondisi dimanapun seorang muslim berada.
    QS. Al-Baqoroh ayat 219: “... Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir”.
  6. Berjuang melawan hawa nafsu. Baca QS. Al-Mu’minuun ayat 1-11.
  7. Pandai memanfaatkan waktu. QS. Al-‘Ashr ayat 1-3 : “Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
  8. Teratur dalam suatu urusan (profesional) atau pun suatu masalah.
  9. Memiliki kemampuan untuk hidup mandiri secara ekonomi
    QS. Al-Qoshosh ayat 77: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. 
  10. Bermanfaat bagi orang lain.  Ayat yang mendasari hal ini sama dengan poin no.9 yaitu QS. Al-Qoshosh ayat 77.