Gustav Robert Kirchhoff (1824-1887) adlah ahli fiiska dari
Jerman, penemu hokum Kirchhoff tentang sirkuit, tentang radiasi, dan tentang
sinar cahaya yang melewati gas atau uap. Kirchhoff juga berjasa di bidang
listrik. Hukum Kirchhoff berbunyi 1) Jumlah arus yang masuk kea lam suatu
rangkaian sama dengan jumlah aljabar arus yang keluar dari rangkaian itu. 2)
Dalam rangkaian tertutup, jumlah teagngan sepanjang jalur dalam rangkaian sama dengan nol. Kedua hukum itu hanya
berlaku abgi rangkaian listrik bercabang banyak dan dan merupakan pengembangan
teoru George Simon Ohm, ahli fisika Jerman.
Firda Amelia "Vignya Waskitha"
We are the world connected by a common bond. All around me I can feel a change... yo yo everybody move.
Sabtu, 12 Juli 2014
Kamis, 09 Januari 2014
Memories... Biogenesis 9 Januari 2014
Hari
yang sangat dinanti seluruh insan Biogenesis yang akan melakukan trip ke Pantai
Sundak ,Jogja, trip yang pertama kali dilaksanakan setelah 3 semester
bersamaaa. Yeeehhh
Kamis pagi yang cerah, pukul 05.45 di kolam.
Sudah banyak teman-teman yang berada di situ. Bis ternyata juga sudah datang. Beberapa tampak sedang menyantap sarapan pagi yang dipesan lewat mbak fajar. Yahaii.
Pukul
06.00, masih ada beberapa anak yang belum datang. Dan dengan sabar kami masih
menunggu. Beberapa saat kemudian, Ada bus kecil yang berada di belakang bus
kita. Ternyata bus tersebut adalah bus yang akan digunakan oleh kakak-kakak
Biopix dalam acara hunting di Pantai sepanjang dan Siung. Wehehehe.. kalo
bareng bisa asik neeh.
OK.
Sempat terbelalak oleh salah satu panitia yang mengucapkan “Nanti tempat
duduknya dicari sendiri sesuai NIM nya yaa..” Sontak beberapa teman-teman,
termasuk saya.. menggerutu. Hahaha. Tapi ya positif thinking aja bro.
Menaiki
bis, yaaaah. Saya dapat tempat duduk lumayan depan. Hahaha. Dan beberapa saat
kemudian, bis kita meluncur menuju Jogjaaa via Sukoharjo.
Suasana
di dalam bis sudah riuh semenjak bis meninggalkan UNS tercinta. Terlebih ketika
lagu yang di putar adalah lagu Oplosan. Harus ngelus dada macam apa lagi.
Ternyata teman-teman memang sudah kesetanan dengan lagu itu. Nggak pandang
bulu. 54 anak di dalam bus terlihat riang gembira. Hahaha.
2
jam kemudian, kami memasuki gerbang Kawasan Wisata Pantai Baron, Kukup,
Sepanjang, Drini, Krakal, dan Sundak. Pada saat itu, saya yang sedang tertidur
dibangunkan secara kasar oleh seorang teman, dengan alasan minta uang untuk
membayar tiket masuk. Saya kaget. Padahal uang keluar semua sudah saya serahkan
ke Bude Prisca. Zzzzz Akhirnya, sie
transport dan Bude Prisca yng mengurus segala administrasinya. 1 orang dipatok
harga tiket sebesar Rp 4000,-. Pengeluaran seluruhnya adalah 4000 x 54 orang=
Rp216.000,- namun karena kepandaian Bude dalam menawar, kita mendapat korting
sebesar 26.000, sehingga jumlah uang yang dibayarkan hanya Rp 190.000,00.
Hahaha.
Di
sela-sela Bude Prisca dan Sie transport membayar, saya memandangi langit Gunung
Kidul yang biru cerah itu. Tanpa sengaja saya melihat sesuatu yang terbang
menghiasi langit biru nan indah itu. Sejenis burung elang sedang soaring persis
di atas kami. Lalu saya keluar bus untuk memastikan bahwa itu adalah burung
beneran. Lalu burung elang tersebut
menuju arah lain, dan menghilang dari pandangan kita. Kami kembali ke bus untuk
melanjutkan perjalanan yang sudah tidak jauh lagi.
Tiba
di pantai… yeahhhh. Betapa riangnya, lepasnya mimic muka semua teman-teman yang
ada di sini. Hahahaha. Berlebihan. Kami kemudian berkumpul sebentar untuk
games.
Games ini sudah dipersiapkan sie acara. Games yang pertama, saya nggak tau judulnya. Pertamanya dibentuk menjadi beberapa kelompok, lalu setiap kelompok diberi sedotan sejumlah dengan individu dikelompok tersebut. Kemuadian diberikan 10 karet gelang. Jadi 10 gelang tersebut dikalungkan pada sedotan salah satu personil paling depan. Dengan estafet, 10 karet gelamg tersebut harus sampai pada individu paling belakang. Kalau 1 karet lepas atau jatuh, maka harus diulang dari awal. Games ini berlansung sangat seru dan penuh kecurangan. Hahha.
Games ini sudah dipersiapkan sie acara. Games yang pertama, saya nggak tau judulnya. Pertamanya dibentuk menjadi beberapa kelompok, lalu setiap kelompok diberi sedotan sejumlah dengan individu dikelompok tersebut. Kemuadian diberikan 10 karet gelang. Jadi 10 gelang tersebut dikalungkan pada sedotan salah satu personil paling depan. Dengan estafet, 10 karet gelamg tersebut harus sampai pada individu paling belakang. Kalau 1 karet lepas atau jatuh, maka harus diulang dari awal. Games ini berlansung sangat seru dan penuh kecurangan. Hahha.
Games
kedua adalah cerita bersambung. Jadi, oleh sie acara dibentuk kelompok kembali.
Lalu setiap kelompok diberi bolpoin, 1 papan jalan, dan 1 kertas HVS. Mekanisme
nya seperti ini: setiap kelompok akan diberikan 1 tema, yang nantinya akan
ditorehkan dalam bentuk tulisan. 1 individu memiliki waktu 15 detik untuk
menulis. Setelah 15 detik, tulisan harus berpindah ke belakang(teman
sekelompok) untuk melanjutkan tulisannya menjadi 1 bentuk cerita. Kelompok saya
,mendapat tema tentang CINCAU, kelompok lain ada yang TALOK, KACANG METE, dan
sebagainya. Games ini berlangsung sangat seru. Terlebih ketika hasilnya
dibacakan oleh perwakilan masing-masing kelompok. Hahahahha.
Setelah
games berakhir, kita menuju pantai…
Yah,
mungkin beberapa orang termasuk saya sudah sangat ingin sekali ke pantai. Ooohh
indahnya pantaaaai. Kebetulan, cuaca sangat cerah dan sangat mendukung untuk
bermain air pula. Pasir putih menghiasi bibir pantai dengan air terbias biru.
Ombak yang lumayan tinggi tidak membuat kami enggan untuk bermain air, menunggu
ombak dating dan berharap ombak tersebut akan menghempaskan kami. Yahahaha.
Berbagai
aktivitas di pantai oleh anak-anak biogenesis mencerminkan bahwa mereka
sangatlah menikmati. Meskipun ada beberapa yang tidak menyentuh air di pantai.
Hehehe. Dan berbaik hati menjagakan tas dan barang-barang kami di gazebo di
sisi pantai.
Aktivitas
dipantai diakhiri pukul 13.00, cuaca sudah sangat panas dan ombak mulai
meninggi.
Kami
bergegas untuk bersih diri dang anti baju. Setelah itu ISHOMA. Setelah ISHOMA,
kami kembali menuju pantai untuk foto bersama.. yeehehehe.
Pukul
14.30, kami menuju bus untuk Melanjutkan perjalanan menuju Malioborooo. Kurang
lebih 2,5 jam kami menempuh perjalanan. Di bus, tampak beberapa teman kita yang
mungkin kelelahan setelah puas bermain air di pantai tadi. Tidur dengan pulas.
Ketika
senja beranjak dan langit sore yang menghiasi kota Yogyakarta, kami sampai di Malioboro.
Yeap, beberapa teman ada yang segera mencari oleh-oleh, ada yang hanya
jalan-jalan, makan, ada pula yang malah ke Sekatenan. Heheheh.
Sekitar
pukul 20.00 WIB, kami sudah berkumpul di parkiran. Lalu kami memasuki bus untuk
pulang ke Solo tercintaah.
Di
dalam bus, ada sesi tukar kado. Sebelumnya dari pihak sie acara sudah
memberikan informasi kepada teman-teman untuk membawa kado dalam bentuk barang
dengan kisaran harga 5000-10.000 dengan dibungkus kertas Koran. Sebelumnya,
ketika berangkat tadi, kado sudah diserahkan ke sie panitia dan di beri label
nomor panitia. Lalu kita diberi secarik kertas berisi sebuah nomor yang nanti
menjadi tiket dalam pengambilan kado. Lalu, kado di berikan sesuai dengan nomor teman-teman
dari kertas tadi. Dalam hitungan ketiga dari sie acara, kami membuka kado
tersebut secara serentak. Yeaaaaaahhhhhhhh, seisi bus tampak riang gembiraaa.
Ada yang mendapat masker, bando, tempat makan, minum, kartu perdana, notebook,
sampai sisir warna pink.
Setelah
sesi tukar kado, kesunyian terjadi di dalam bus. Mungkin karena temnan-teman
saking capek dan puasnya main hari ini. Lagu-lagu yang terputar seakan
meninabobokkan seluruh teman-teman Biogenesis dalam melepas lelahnya.
Pukul
22.30, kami sudah sampai di UNS kembali. Kami berkemas dan kembali ke rumah/kos
masing-masing. Semoga hari yang membahagiakan ini menjadi kenangan yang tak
terlupakan, dan semoga yang akan datang kita bias selalu solid dalam hal
positif dalam menjalani hal-hal di Biologi 2,5 tahun ke depan. Semoga yang akan
datang kita bias main bareng lagi. I love Biogenesis. J
Jumat, 12 Juli 2013
Kopeng-Penggaron
Okey...
2 kata untuk hari itu “apa-apaan” marai neSU. Haha. Oke ini kisah 5 orang surveyor Kepak Sayap dan 1 orang
penganter sukarelawan (re:Eko) *maap. Kita dijatah survey ke tempat lanjut kita. rencana
awal adalah di Penggaron yang letaknya di Desa Susukan, kec. Ungaran Timur,
Kab. Semarang. Tapi kebetulan ada yang usul ke Kopeng. Katanya di sana banyak
species burung dan cocok untuk tempat birdwatching.
Baiklah, pagi itu, Hari Kamis,pukul
10 waktu Indonesia bagian Solo, di tengah-tengah suasana di PHP seorang dosen,
di tengah-tengah sebuah masalah yang menerpa salah satu anggota kami,
berangkatlah kami dari kampus kehidupan menuju kawasan Kabupaten Semarang
(tempat kelahiranku) yang keras. :D. motoran. -.-.
Langit di hiasi awan mendung, mengindikasikan hujan nantinya. Jalanan yang tampak ramai itu membuatku lumayan
khawatir, begitu pula dengan yang lainnya. Dalam kondisi yang tidak mengerti
jalan tertentu dan hanya njagakke plank arah di jalanan, membuat saya semakin
khawatir kalau-kalau kami tersesat. Karena sesungguhnya, sayalah yang dijadikan
navigator dalam perjalanan survey ini, namun karena keterbatasan saya dalam
mengerti tempat yang kami tuju itulah yang membuat semuanya ini tampak samar. Apalagi
Kopeng. Terakhir saya kesana kelas 2 SD. Wakakak. Sempet juga ketika perjalanan
menuju arah Kopeng, kami menyaksikan tabrakan yang atraktif. Zzz. Jalanan mirip
TW, Cuma lebih sempit. Kami juga disuguhi pemandangan ciptaan sang Kuasa yang
betul-betul membuat mulut ini mengucap “subhanallah”. Selain itu kita juga
disuguhi pemandangan anak sekolah yang ada di depan kami. 2 Perempuan,
berboncengan. Memamerkan femurnya. Sesekali menoleh ke arah rombongan kami.
Kebetulan saya yang berada persis di belakangnya. Sesekali saya menoleh ke teman-teman
laki-laki yang ada di belakang saya. Memperhatikan raut muka mereka ketika
melihat pemandangan itu. Ahmad dan Wisnu yang berboncengan terlihat cekikikan,
Atika dan Eko juga sepertinya terkagum-kagum. Masya Allah. Hahahahaha.
Jam 12.00, kami sampai di Kopeng
(desanya). Kita masih bingung mau nyari untuk birdwatching. Kita berhenti
sejenak di depan sebuah toko. Minum sejenak setelah selama perjalanan 2 jam
nggak minum. Lalu sang ketua angkat bicara. Dia berkata bahwa lokasi
birdwatching kita di Pos 1 Pendakian Merbabu. Buseeett. Saya kaget
mendengarnya. Kita mau birdwatching di gunung? Yakin? (pikiranku langsung
melayang ke teman-temanku yang alergi dingin dsb). Kita bingung. kita berenam
sama sekali tak ada yang mengerti tempat ini. Kebetulan tadi pas di jalan saya
melihat papan penunjuk arah menuju pendakian merbabu. Kita ke sana. Karena
masih bingung, akhirnya saya dan Atika bertanya kepada bapak-bapak tukang ojek
yang sedang membuat api unggun (api kita sudah menyalaaa). Ya, udara di sini
dingin.
Kita tarik kesimpulan dari
ngendikanipun bapak tadi. Baiklah, kita menuju Pos Thekelan. Berharap kita
menemukan base camp,biar cepet ketemu birokrasinya. Jalanan yang tidak begitu
lebar, banyak yang berlubang, kanan kiri pepohonan melambai karena angin gunung.
Dalam perjalanan, kita di samperin seorang bapak bersepeda motor. Ya agak
serem, tapi saya ndak takut. Bapak itu memberitahu ke kita untuk berhati-hati
selama perjalanan. “banyak pinus yang tumbang” katanya. Bapak itu lalu
mendahului kita, berada di depan rombongan kami seolah menunjukkan jalan kepada
kami.*baik banget bapaknya, meskipun mukanya serem. Di sebuah pertigaan,
bapaknya menghentikan motornya, dan menoleh ke kami. “Lurus terus saja ya mas
mbak, hati-hati ya” ucapnya sambil mengarahkan dengan bahasa tubuhnya. Lalu
beliaunya belok kanan di pertigaan itu. “Terimakasih pak, maturnuwun sanget
Pak”.. ucap kami.
Kita terus melaju, dengan hati-hati
sesuai ucapan bapak tadi “hati-hati banyak pinus yang tumbang”. Sampai akhirnya
kita tak meyakini tempat kita berada. Kita berhenti, menentukan arah. Lalu kita
lanjut. Sejenak kemudian, kita putus asa. Kita berhenti pada sebuah masjid. Dan
memutuskan untuk shalat Dzuhur terlebih dahulu. Waktu menunjukkan pukul 12. 45.
Setelah shalat, kita berbincang sejenak. Memikirkan keberlanjutan survey ini.
Akhirnya kita membuat opsi, Tanya dulu kepada penduduk tentang keberadaan base
camp, kalau jauh kita balik dan ke pEnggaron, kalau deket, kita lanjut, survey
di sini. Baiklah. Saya dan Atika kembali yang bertanya. Setelah bertanya ke
sebuah rumah dan bertemu ibu-ibu, kita mendapatkan sebuah informasi. Basecamp
tidak jauh dari sini. Baiklah, kita lanjut naik. Jalannya sudah halus, tapi
lumayan ekstrim, sehingga membuat saya pesimistis apabila kita jadi Latsus di
sini.
Sampailah kita di Basecamp, tapi
setelah ada penduduk lewat, beliau berkata “basecampnya bukan di sini mbak,
tapi di situ (di seberang jalan tempat kami berdiri). Kita beranjak ke sana.
Tapi yang jaga base camp tak ada. Kita menunggu, menunggu, sampai ada anak
kecil yang muncul dan senyum-senyum kepada kami. Nah, kita tanyai saja ini
anak, siapa tau bapaknya adalah penjaga basecamp ini. Benar saja, anak itu
adalah anak penjaga basecamnp ini. Tak lama kemudian bapak penjaga basecamp
keluar, kita di persilakan masuk basecamp. (lumayan serem juga ini basecamp).
Kita memperkenalkan diri kami sebentar dan langsung menyampaikan maksud dan
tujuan kami ke tempat itu. Kemudian bertanya Tanya tentang pertanyaan yang
sudah kami list sebelumnya. J. Tak lama perbincangan
kami dengan Pak penjaga basecamp. Kita memutuskan balik, Karena cuaca yang
sudah mendung dan hujan rintik-rintik.
Tapi sang Ketua ingin mengerti tempat yang akan kita pakai besok alias
Pos 1. Yasudah karena banyak yang setuju, kami berbalik badan menuju basecamp
kembali untuk minta izin kepada Bapak penjaga basecamp untuk naik ke Pos 1.
Karena diperbolehkan, kita langsung cus menuju pos 1. Baru 10 menit perjalanan,
kita di hantam angin, hujan dan kabut. Kabut (teringat ketika di Lawu). Lalu kita
berteduh di sebuah gubuk tempat pembibitan. *melas*.
Hujan makin deras dan
kabutpun makin tebal. Kami menunggu dengan gelisah. Saya sendiripun malah jadi
sedih L. Beberapa
saat kemudian, kabut pergi, hujan tinggal sisa-sisanya, kami lanjut perjalanan
ke atas. Di jalanan yang licin itu kita bertemu bapak-bapak yang pulang dari
mengambil rumput. Kami menyapa. Di belakangnya ada mas-mas pendaki yang turun.
Mereka menyapa “mau naik mas mbak?” buset, Cuma saya yang njawab “mau survey”
yang lainnya cuma mesam mesem. Ya mungkin pada mbatin kali ya. Padahal
jelas-jelas dari kami tak ada yang berpakaian layaknya pendaki, saya aja pakai
celana jeans, pakai payung pula. Ketemu lagi mbak mas pendaki di belakangnya.
Ada yang bilang ke kami. “ya mas mbak tadi ada badai lho di atas, hatihati,
tapi sudah berlalu, haha” zzz. -,-. Kemudian saya bertanya ke seorang pendaki
yang ketemu lagi di depan kami tentang keberadaan Pos 1. Masih jauh, masih 3km
katanya. Buseeeettt. Kita nggak bakal nyandak ke Penggaron kalau kita mau lanjut
terus sampe Pos 1. Mau berapa jam? Haaaaah. *pusing *pening
Akhirnya kita hanya naik sebentar untuk mencari tempat yang agak lapang
yang sekiranya bias buat ndiriin tenda,, seenggaknya kita ada tempat buat
besok. Entah meskipun kita harus survey lagi apa gimana yang penting kita udah
dapet bayangan deh.
15 menit kemudian, kabut datang. Saya jadi takut. L. Beberapa
menit kemudian setelah semuanya fix, kita turun, kita terjebak kembali oleh
hujan. Lariiii lariiiii, menuju sebuah gubuk tak berpenghuni. Hujan, mereda,
kita kembali ke base camp untuk melapor ke bapak penjaga basecamp sekalian
berpamitan dan membayar retribusi kami watu itu. Kita dibebaskan dari seluruh
biaya retribusi lohh.. bapaknya baik banget.
Wekekek..
“untuk kali ini nggak usah mbayar mbak, wong Cuma survey kok, hheehe”
Perjalanan kami lanjutkan menuju Penggaron, Ungaran. Perdebatan sempat
terjadi anatara Wisnu dengan Ahamad. Namun, Ahmad lah yang menang. Baru
setengah perjalanan menuju Penggaron, kami terjebak hujan lagi, entah mengapa
Hujan di bulan Juni ini begitu mengerikan di a wilayah ini. Tambah lagi jalanan
yang penuh, macet, dan bebarengan dengan pulangnya orang-orang perindustrian.
Akhirnya sampailah kami di Hutan Penggaron. Ya, tempatnya lumayan
“singup”. Yaiyalah wong udah sore dan cuaca pun mendung. Benar-benar hutan.
Kereeen. Kami harus menempuh perjalanan kaki yang lumayan jauh menuju Camping
Ground. Saya yang notabene orang sekitar sini, baru pertama kali datang ke
Hutan Penggaron ini. Memalukan.
Cukup singkat keberadaan kami di Penggaron karena waktu juga sudah sore dan beberapa diantara kami ada beberapa keperluan selanjutnya. Setelah berbicara sedikit dengan pengelola, kami memutuskan untuk pulang ke Solo.
Yah perjalanan yang melelahkan (stress) namun bias menjadi pelajaran
buat kita semua, buat kita berenam pada khususnya. Daaan, akhirnya Kopenglah
yang dipilih untuk tempat Latihan lanjut Kepak Sayap. Yeee,
Senin, 17 Juni 2013
Aku dapat pemasukan ilmu dari AAI
Asistensi
Agama Islam atau yang biasa disebut AAI adalah suatu kegiatan wajib
bagi mahasiswa Islam di Universitas Sebelas Maret, terutama bagi
mahasiswa baru. AAI merupakan kegiatan diluar mata kuliah Agama Islam,
namun nilai AAI akan mempengaruhi nilai mata kuliah Agama Islam. AAI
wajib diadakan oleh setiap prodi selama 1 semester (di Jurusan Biologi)
Sebenarnya,
materi atau ilmu yang disampaikan di AAI tidak jauh berbeda dengan
materi yang disampaikan saat kuliah di kelas, sama-sama mengajarkan
tentang ilmu agama islam, seperti aqidah ahklak islam, fiqh, sejarah Islam, ketauhidan dan sebagainya. Akan tetapi, di AAI secara tidak langsung kita juga diajarkan
bagaimana cara berdakwah, bagaimana memperkuat keimanan dan keyakainan
terhadap Allah SWT. Meskipun intinya sama dengan materi kuliah, materi
AAI selalu dibuat semenarik mungkin dan disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa jaman
sekarang. Ilmu-ilmu yang disampaikan dalam AAI memberikan banyak manfaat
dalam kehidupan.
Banyak sekali yang sudah aku dapatkan dari AAI. Dapat asisten yang baik
dan benar-benar baik (jujur dari relung hati yang terdalam). Mbak Majedha. Yang selalu mengayomi ku dan teman-teman sekelompok 3. Selalu terlihat ceria sehingga membuat kami selalu bersemangat ketika menyambut materi dan sesuatu hal yang kita bicarakan dalam kelompok kami. Terkadang beliau juga memberikan motivasi (sering malah) kepada kami ketika kami terlihat muram ataupun dalam masalah. Tak sungkan juga beliau memberikan masukan-masukan ketika kami ada sesi sharing.
Teknis yang di buat dari awal kita AAI adalah pembuatan piket untuk menjadi MC dan pemberi tausyah di setiap pertemuan AAI. Hal itu benar-benar mengajarkan kita untuk berdakwah dan memberikan materi yang bermanfaat. Materi yang diangkat dalam tausyah yang diberikan diantaranya berupa berita, tips, ataupun materi lainnya yang (jujur) sangat menarik. Setelah pemberian tausyah dari teman biasanya dilanjutkan dengan materi yang di isi oleh Mbak Majedha. Nggak tanggung-tanggung materinya, selalu membuat kita tertarik. Subhanallah.
Sebelum tausyah dan materi biasanya kita membaca Al-Qur'an dahulu beserta terjemahannya.
Selaim itu kegiatan kelompok kami pun beragam. Kegiatan di outdoor sudah terlaksana yaitu dengan kegiatan kita di Yogya. Hal ini membuat kekeluargaan kami semakin bertambah. Selain itu, saat ini kita juga memiliki planing untuk masak-masak (calon ibu-ibu :D).
Setelah aku mengikuti AAI beberapa bulan ini, aku merasakan hal-hal spiritualku berubah lebih baik. Kesabaran, ketenangan dalam menghadapi masalah, ternyata tidak sulit untuk mengatasinya jika kita selalu ingat kepada Allah SWT. Dulu aku selalu kemrungsung dan merasa crowded sendiri dalam menghadapi hal yang ruwet sedikit saja.
Sejauh ini, yang ingin aku dapatkan di AAI adalah materi-materi baru yang bisa membangun spiritual agar membuat hati ini lebih mantap dan istiqomah dalam menjalankan semua perintah Allah SWT sesuai tuntunan.
Bagiku, AAI sangat bermanfaat dalam pembentukan kepribadian Mahasiswa Muslim.
Kepribadian yang islami. Sehingga dalam kehidupan mahasiswa terdapat
keseimbangan antara akhirat dan dunia. Karena tentu saja tanpa adanya
AAI, dunia mahasiswa kebanyakan hanya berkutat dengan mata kuliah
semata. Namun, dengan adanya AAI, mahasiswa diluangkan untuk berkumpul
bersama membahas tentang islam, memahami tentang islam dan menjalankan
syariat islam.
BUKU YANG INGIN DIBACA
- Pada Sebuah Kapal – NH Dini
- Buku Mac Kinon :DD
- Novel 2- Dhonny Dirghantoro
- Berfilsafat dengan Anekdot(Plato ngafe bareng singa Laut)- Thomas C and Danieal M. K
- Jejak Tinju Pak Kiai- Emha Ainun Nadjib
- Lupa Endonesa- Sujiwo Tedjo
- Tuhan Maha Tau, Tapi Dia Menunggu-Leo Tolstoy
- Anak Semua Bangsa- Pramoedya A. T
- Bumi Manusia- Pramoedya A. T
- Toto Chan 2- Tetsuko Kuroyanagi
- Ratu yang Bersujud- Mahdavi
- Rembulan Tenggelam di Wajahmu- Tere Liye
RESUME MATERI
Umat muslim atau orang-orang yang mengaku bahwa dirinya
seorang yang beragama Islam harus memiliki karakteristik kepribadian yang
membedakan dirinya dengan orang yang bukan beragama Islam, berikut adalah 10 karakteristik ataupun
ciri khas kepribadian umat muslim:
- Memiliki aqidah yang bersih. QS. Al-An’am ayat 162: “Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”.
- Ibadah yang benar
Ada 2 perkara yang diwariskan oleh Rosulullah SAW, selama umat islam memgang teguh 2 perkara tersebut ia akan selamat di dunia dan akherat, 2 perkara tersebut yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Ibadah yang benar adalah ibadah yang sesuai dengan pedoman hidup umat islam yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits yang di dalamnya menuntun kita selamat di dunia dan akherat. termasuk yang ada dalam rukun iman dan rukun Islam. Rukun Islam terdiri dari membaca Syahadat, menjalankan Sholat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, berzakat, dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah bagi yang mampu. - Mempunyai akhlak yang kokoh. QS. Al-Qolam ayat 4: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.
- Memiliki jasmani yang kuat.
- Memiliki intelektual
yang cerdas. Seorang muslim dituntut untuk menjadi cerdas dan tanggap terhadap situasi kondisi dimanapun seorang muslim berada.
QS. Al-Baqoroh ayat 219: “... Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir”. - Berjuang melawan hawa nafsu. Baca QS. Al-Mu’minuun ayat 1-11.
- Pandai memanfaatkan waktu. QS. Al-‘Ashr ayat 1-3 : “Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
- Teratur dalam suatu urusan (profesional) atau pun suatu masalah.
- Memiliki kemampuan untuk
hidup mandiri secara ekonomi
QS. Al-Qoshosh ayat 77: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. - Bermanfaat bagi orang lain. Ayat yang mendasari hal ini sama dengan poin no.9 yaitu QS. Al-Qoshosh ayat 77.
Langganan:
Postingan (Atom)